Pages

Senin, 05 Oktober 2009

Aku yang egois

Waktu pertama kali aku terima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatku, aku senang sekali. Hidupku diubahkan, ak tahu bahwa aku sudah diselamatkan dan aku tahu kemana aku akan pergi setelah aku meninggal. Aku tahu Tuhan baik dalam hidupku, Tuhan menjamin masa depan aku bahkan Dia rela mati untuk aku yang berdosa ini supaya aku diselamatkan.

Kemudian aku mulai pelayanan di gereja, aku mulai disibukan dengan jadwal pelayanan yang padat. Aku fokus dengan pelayanan dan apa yang harus aku lakukan dalam pelayanan. Aku ikut reatreat, aku ikut doa malam, aku sibuk latihan untuk ibadah dll.
Kemudian aku mulai dipersiapkan menjadi ketua komsel, aku dipersiapkan jadi WL, jadi pengurus dll. Aku terus dibawa naik dan terus naik.
Yang ada dipikiranku, Tuhan lagi bawa aku naik dalam kerohanian dan pelayananku, akupun menikmatinya.

Aku merasa cukup sampai disini saja. 
Selesai sudah ....





The End.











Sampai akhirnya aku di"tampar" dan akhirnya aku sadar, bahwa aku selalu fokus dengan diriku sendiri dan bahwa hidupku, pelayananku tidak berdampak untuk orang lain, karena aku hanya melakukan semua dengan fokus pada diri sendiri bukan untuk orang lain

Aku yang begini, aku yang begitu, aku jadi begini, aku jadi begitu, aku melakukan ini, aku melakukan itu. 
Aku...aku..aku..semuanya tentang aku.
Aku seneng kenal Tuhan Yesus dan aku seneng aku diselamatkan.
Tapi aku ga sadar kalau masih banyak orang diluar sana yang belum diselamatkan.
Akhirnya aku belajar untuk minta hati seperti hatinya Tuhan.
Tapi aku mulai mikir hati Tuhan seperti apa?
Yang aku tahu hati Tuhan yah lemah lembut, penuh kasih dlll.
Tapi akhirnya aku tahu bahwa hati Tuhan itu penuh dengan belas kasihan terhadap jiwa-jiwa yang terhilang.
Tapi untuk orang yang mikirin diri sendiri kayak aku ini, aku harus belajar keras untuk peduli dengan hidup orang lain. Aku mulai beroda setiap hari, aku minta hati yang mengasihi jiwa-jiwa, hati yang mau menangis lihat banyak orang yang tidak mengenal Tuhan, menolak Tuhan, hidupmya berantakan dan sedang ngantri masuk neraka.
Setelah masuk kuliah, aku terus-terusan diajar untuk punya hati seperti ini. Awalnya aku cuma berani doa untuk jiwa-jiwa, tapi giliran diperhadapkan dengan jiwa, aku takut, aku ga tahu harus gimana dan muncul kembali keegoisan aku.
Aku menolak jiwa-jiwa yang dipertemukan ke aku. Aku menolak dengan keras dan dengan berbagai alasan yang sok rohani.
Tapi Tuhan tetap mengajar aku untuk lihat jiwa dengan cara pandang Tuhan.
Sampai ketika Tuhan ijinin aku mengurus mentoring disebuah reatreat kampus, aku tahu Dia "menjebak" aku dipelayanan ini karena suatu rencana. Tapi dulu aku ga tahu apa rencana-Nya.
Sampai suatu kali aku menangis dan mikir buat apa sih pelayanan ini, cape belum lagi menghadapi tugas kuliah yang bejibun.
Lalu Dia ingetin aku tentang jiwa-jiwa yang akan datang di reatreat itu.
Lalu timbul pertanyaan, puas cuma sampai mereka datang reatreat, mereka nyanyi2, terima Tuhan, dipulihkan?
Kalau aku cuma mikir sampai disitu saja sama artinya aku ga peduli dengan hidup mereka.
Aku cuma peduli dengan reatreatnya sukses. Selesai kerjaan aku.
Tapi Tuhan ternyata mau aku melakukan lebih dari sekedar doain mereka, ajak mereka reatreat tapi Dia mau aku terlibat dalam kehidupan rohani mereka.
Sampai hari ini aku tetep belajar doa untuk jiwa-jiwa,terus minta hati jiwa-jiwa itu bahkan aku takut kehilangan hati itu dan terus berusaha peduli dengan jiwa-jiwa disekitar aku yang belum mengenal Tuhan Yesus.

 

Brikanku hati seperti hati-Mu
yang penuh dengan belas kasihan
Brikanku mata seperti mata-Mu
memandang tuaian disekelilingku


Brikanku tangan-Mu tuk melakukan tugas-Mu
Brikanku kaki-Mu melangkah dalam rencana-Mu


Brikanku...
Brikanku..
Brikanku hati-MU





"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
(Matius 28:19-20) 






















Minggu, 20 September 2009

Bye Bali…

 


Dua bulan sudah berlalu di Bali. Sebenernya sih Cuma bentar klo dua bulan tapi rasanya kayak uda lama banget. Uda kangen banget ama Karawaci-Lampung.
Aku bersyukur Tuhan kasi aku kesempatan untuk kerja praktek di Bali, belajar budaya baru, ketemu orang-orang baru, dapetin pengetahuan baru, pengalaman baru dan yang pasti ngalamin proses ini.
Waktu awal-awal di Bali, tiap hari aku mengeluh, rasanya pengen pulang aja, ga usa terusin KP. Mengeluh tentang tempat tinggal, mengeluh tentang kantor, mengeluh tentang bos, mengeluh tentang partner kerja dan mengeluh tentang keadaan.
Tiap hari belajar untuk beradaptasi dengan tempat tinggal yang aku baru tahu ga ada kendaraan umumnya. Bikin mati kutu deh ga bisa pelajarin jalan & arah :(.
Pulang kantor lihat kost ga ada orang, ga ada teman, merasa sendiri.
Yang paling susah mungkin belajar beradaptasi di kantor, dengan orang-orang & bos yang cara berpikirnya beda banget dengan aku.
Akhirnya jadi banyak salah pahamnya karena aku ga ngerti dengan apa yang mereka mau.
Apalagi  bos menuntut banget aku untuk bisa mikir dengan cara dia, otomatis aku jadi capek tapi bukan capek secara fisik tapi capek secara pikiran aku. Karena perbedaan itu aku jadi sering ditegor dikantor, mereka ga mau aku pake cara kerja seperti yang biasa aku pake dikampus & yang biasa diajarin ama dosen-dosen. Jadi aku berusaha keras ubah kebiasaan yang aku uda pelajarin selama 3 tahun di kampus dan berusaha ngikutin cara kerja mereka dan cara mikir mereka. Karena hal-hal ini aku jadi sering mikir, hari aku bakal kena tegor apalagi, disindir apalagi dll. Itu yang bikin aku jadi sering diam sendiri alias bengong di depan komputer.
Ampe suatu kali senior designer di kantorku bilang kalo aku sering kayak murung gitu ga tw mikirin apa.
Karena tiap hari aku mengeluh akhirnya Tuhan nyadarin aku untuk mengucap syukur dengan segalanya dan percaya kalo Dia punya rencana yang besar hingga Dia bawa aku ke Bali. Hal yang ga pernah aku pikirin dan ga pernah aku bayangin sebelumnya. Dia ingetin aku untuk berhenti mengeluh tentang orang-orang kantor dan menggantinya dengan berdoa bagi mereka. Awalnya berat untuk doain mereka tapi Dia ingetin aku lagi untuk aku ga benci ama mereka tapi benci dosanya. Dan juga Dia ingetin aku untuk ‘menang’ dalam proses ini. Kalo menyerah begitu aja artinya aku kalah. Aku mau keluar sebagai pemenang!
Sehingga waktu aku selesai KP dan pulang aku bisa senyum karena aku ‘menang’ menghadapi semuanya.
Akhirnya aku belajar berdoa untuk mereka. Aku berdoa juga agar hidupku bisa menjadi kesaksian dan harapan baru bagi mereka. Aku berdoa supaya mereka bisa melihat Kristus didalam aku, biar apa yang aku kerjain dikantor bisa memuliakan Tuhan.
Dan aku mulai ubah cara berpikir aku dan ga mau kasihani diri sendiri lagi.
Aku belajar ngomong “aku emang ga punya siapa-siapa  disini tapi aku punya Tuhan dan aku percaya Dia ga akan pernah tinggalin aku”.

Tiap hari adalah belajar!
Belajar jadi berkat, belajar desain, belajar sabar, belajar bersyukur dan belajar bangkit juga belajar ga mengasihani diri sendiri. Aku bersyukur kalo aku ga belajar sendiri tapi Tuhan Yesus yg mengajar aku dengan lemah lembut, bahkan tangan-Nya ga pernah lepas menuntun aku.

Aku juga bersyukur kalo Tuhan mempertemukan aku dengan komunitas yang cinta Tuhan juga selama di Bali. Orang-orang yang berdoa buat aku, perhatian banget dan yang pasti aku jadi banyak belajar Firman Tuhan dengan mereka.
Sekarang sudah waktunya aku tinggalin Bali, aku bersyukur boleh diijinin Tuhan belajar di Bali, ngalamin proses, dibentuk karakternya dan semakin dekat dengan-Nya.
Hmm...selesai sudah proses ini dan sekarang siap untuk menghadapi proses yang baru dan siap belajar hal baru lagi ^^ sampai akhirnya aku bisa menggenapi rencana-Nya dalam hidupku, mencapai tujuan yang sudah Dia tetapkan untuk aku. Aku akan terus berlari untuk menggenapi panggilan-Nya dan belajar setia sampai akhir.


“Yes, i will run the race till i see Your face”

Special thanks to Jesus Christ, my Lord & my Saviour


Thanks to:
Tiga Grafis Desain & Photography
Pak Ade Adinata: “Makasi ya pak ceramahnya :p. Makasi ajarannya”
Bu Dewi: “ Makasi untuk kesempatnnya, makasi juga uda bantuin cari kost” (wanita yang paling tangguh di Tiga Grafis)
Pak Ferry: “ Makasi untuk pelajaran ttg produksi cetaknya” (bapak paling baik se-Tiga Grafis)
Pak Wahyu: “Makasi uda ngajarin tentang software dan cara bikin FA. Makasi juga tanda tangannya”
Ayu: “Makasi atas bantuannya, makasi atas nilainya ;p”
Elli: “Makasi atas bantuannya, makasi uda ngajarin tentang alur kerja di Tiga Grafis”
Mbak Maria: “Makasi untuk data-data Tiga Grafisnya ya :)”
Bu Kasim: “Makasi bu untuk tehnya tiap pagi dan kopinya kalo aku lagi ngantuk di kantor”
Mas Ketut:” makasi untuk makan siang selama 2 bulan ini hehehe”

Untuk komunitas yang aku kasihi, Efata Komsel: “Makasi ya semuanya, uda menyambut saya seperti keluarga sendiri, makasi juga untuk doanya :) ”
Someday i’m gonna miss the moment in Bali (Maybe ;p)



 Tiga Grafis



  
Random @ Bali

Selasa, 08 September 2009

Lampung, Sang Bumi Ruwai Jurai


Kota Bandar Lampung merupakan ibu kota provinsi Lampung, Indonesia. Kota ini memiliki luas 207,50 km² dengan populasi penduduk sebanyak 812.087 jiwa (2008) ; kepadatan penduduk 4.597 jiwa/km² dan tingkat pertumbuhan penduduk 3,79 % per tahun.

Secara geografis, ibukota provinsi Lampung ini berada di pintu gerbang utama pulau Sumatera, tepatnya kurang lebih 165 km sebelah barat laut DKI Jakarta.

Didukung oleh posisi yang strategis, menyebabkan mobilitas penduduk serta lalu lintas di setiap ruas jalan protokol di Bandar Lampung cenderung padat, sehingga sebagai salah satu kota tersibuk di Indonesia bagian barat, Bandar Lampung memiliki andil penting dalam jalur transportasi darat dan aktivitas pendistribusian logistik dari Jawa menuju Sumatera maupun sebaliknya.

Kota Bandar Lampung merupakan ibukota Provinsi Lampung. Oleh karena itu Kota Bandar Lampung merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial politik, pendidikan dan kebudayaan, serta merupakan pusat kegiatan perekonomian dari Provinsi Lampung.
klo ngomong soal aset budaya, Lampung terkenal dengan Tari Sembah.
Ada berbagai jenis tarian yang merupakan aset budaya Provinsi Lampung. Salah satu jenis tarian yang terkenal adalah Tari Sembah.Ritual tari sembah biasanya diadakan oleh masyarakat lampung untuk menyambut dan memberikan penghormatan kepada para tamu atau undangan yang datang, mungkin bolehlah dikatakan sebagai sebuah tarian penyambutan. Selain sebagai ritual penyambutan, tari sembah pun kerap kali dilaksanakan dalam upacara adat pernikahan masyarakan Lampung.
Orang Lampung biasanya menggunakan bahasa Lampung tapi bahasa ini hampir jarang yang menggunakannya karena lebih banyak orang pendatang dibanding orang Lampungya. makanya banyak orang yang ga tahu bahasa lampung itu gimana.
Aksara Lampung yang disebut dengan Had Lampung adalah bentuk tulisan yang memiliki hubungan dengan aksara Pallawa dari India Selatan. Macam tulisannya fonetik berjenis suku kata yang merupakan huruf hidup seperti dalam Huruf Arab dengan menggunakan tanda tanda fathah di baris atas dan tanda tanda kasrah di baris bawah tapi tidak menggunakan tanda dammah di baris depan melainkan menggunakan tanda di belakang, masing-masing tanda mempunyai nama tersendiri


Artinya Had Lampung dipengaruhi dua unsur yaitu Aksara Pallawa dan Huruf Arab. Had Lampung memiliki bentuk kekerabatan dengan aksara Rencong, Aksara Rejang Bengkulu, aksara Sunda, dan aksara Bugis. Had Lampung terdiri dari huruf induk, anak huruf, anak huruf ganda dan gugus konsonan, juga terdapat lambing, angka dan tanda baca. Had Lampung disebut dengan istilah Kaganga ditulis dan dibaca dari kiri ke kanan dengan Huruf Induk berjumlah 20 buah.

Aksara lampung telah mengalami perkembangan atau perubahan. Sebelumnya Had Lampung kuno jauh lebih kompleks. Sehingga dilakukan penyempurnaan sampai yang dikenal sekarang. Huruf atau Had Lampung yang diajarkan di sekolah sekarang adalah hasil dari penyempurnaan tersebut.
 
Klo bahasa Lampungnya memiliki dua subdilek. Pertama, subdialek A (api) yang dipakai oleh ulun Melinting-Maringgai, Pesisir Rajabasa, Pesisir Teluk, Pesisir Semaka, Pesisir Krui, Belalau dan Ranau, Komering, dan Kayu Agung (yang beradat Lampung Peminggir/Saibatin), serta Way Kanan, Sungkai, dan Pubian (yang beradat Lampung Pepadun). Kedua, subdialek o (nyo) yang dipakai oleh ulun Abung dan Menggala/Tulangbawang (yang beradat Lampung Pepadun).*terlalu panjang klo dijelaskan disini*
(disadur dr wikipedia.com)

Aku lahir di Lampung Utara, sekarang tinggal di Bandar Lampung. Waktu aku masih kecil aku pengen banget keluar dari Lampung. Aku merasa Lampung ga ada apa2nya dibanding kota-kota lain di Indonesia. Ga terkenal dan bukan tempat wisata yang bagus.
Ketika aku masuk SMP dan mulai pelayanan di gereja. Suatu kali di sebuah ibadah remaja, si pengkotbah 'menantang' jemaat yang punya beban untuk Lampung maju ke depan, ga tahu kenapa aku maju ke depan dan berjanji ama Tuhan aku akan berdoa untuk kota ini.Tapi selesai itu aku tetep ingin keluar dr Lampung.
Namun semenjak masuk kuliah di Karawaci (berhasil keluar dr Lampung), aku mulai belajar untuk 'cinta' kota asalku.
Orang-orang disekitar aku berasal dari daerah yang berbeda dari aku dan mereka bangga dengan daerah asal mereka. Mereka bangga bicara dengan bahasa daerah mereka. Aku agak menyesal aku ga mau belajar tentang Lampung, budaya,adat dan bahasanya pdahal Lampung juga kaya akan hal-hal tersebut. 
Dan kemudian aku sadar kemanapun aku pergi aku akan selalu bawa nama 'Lampung' itu, tempat aku lahir, tumbuh besar, belajar dan mengenal Yesus pertama kali. Tapi aku bersyukur seenggaknya aku ga buta sama sekali tentang Lampung walaupun dulu aku ga peduli dengan hal ini.
Sekarang kemanapun aku pergi aku selalu inget dengan kota ini, kota yang kadang-kadang bikin aku kangen dan ingin pulang. Tapi aku bersyukur Tuhan pakai aku si gadis Lampung ini untuk keluar dan melayani Tuhan tapi sampai sekarang aku belajar untuk berdoa bagi Lampung. Karena aku percaya Tuhan punya rencana kenapa aku lahir di Lampung dan tinggal di Lampung. Dan sekarang aku bisa bersyukur untuk keberadaanku di Lampung.
Waktu mau nulis blog ini aku kepikir ayat ini:
"Usahakanlah kesejahteran kota kemana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada Tuhan, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu." (Yeremia 29:7)
Ayat ini yang selalu ingetin aku untuk berdoa bagi kota asalku dan tempat dimanapun aku ditempatkan.
  
 

Minggu, 23 Agustus 2009

The annointed woman's life journey


Orang tuaku ga pernah duduk berdua untuk diskusi mau kasi nama anak mereka apa.
Bahkan mereka ga merencanakan punya anak ke-3. Setelah merasa cukup dengan 2 anak lalu mami memutuskan KB (Keluarga Berencana), ck3 mereka emang kelurga Indonesia yang taat :)
Tapi emang rencanaya mereka bukan rencana Tuhan & kehendaknya mereka bukan kehendak Tuhan.
Waktu mami ke dokter & bilang mau KB, si dokter dengan bingung cuma bilang "lagi hamil kok KB"
Aku ga kebayang gimana muka kaget mami waktu itu. Akhirnya si mami pulang dan bilang ke papi.
Orang tuaku pikir aku akan lahir tanggal 25 Desember 1987 jadi mami pikir nama yang tepat mungkin "Christmas" (??) tapi ternyata aku belum mau lahir pas tanggal itu (mungkin dari dalam kandungan aku uda ga suka nama itu hihihihi) akhirnya aku lahir pada tanggal 28 Desember 1987. Waktu papi datang jenguk mami yang sudah selesai melahirkan aku (katanya sih) akte kelahiran aku uda jadi dengan nama Christy Anggraini. Lalu keluar deh alasan mami ke aku "karena lo lahir lewat dr christmas makanya nama lo jadi Christy karena uda lewat natal".
Aku tumbuh sebagai anak yang ga deket dengan papi, ak lebih sayang mami. Aku benci papiku.Aku benci namaku juga. Aku tumbuh dan besar sebagai remaja yang ga peduli dengan papi, bahkan aku pikir aku bisa hidup hanya dengan mami aja dan menurutku itu lebih baik. Aku tumbuh di keluarga yang orang tuaku sering ribut. Aku juga ga rukun dengan kakak-kakakku terutama kakak sulungku.
Sampai akhirnya aku jatuh cinta dengan Pribadi yang bernama Yesus Kristus.
Sebenernya aku tahu siapa itu Yesus Kristus, dari kecil disekolah aku diajarin di pelajaran agama Katolik.
Tapi karena kakak sulungku yang aku ga cocok ama dia bilang begini "orang yang ga pernah ke gereja aja bisa masuk neraka apalagi yang ga pernah ke gereja". Akhirnya aku coba-coba ke gereja waktu aku kelas 1 SMP dan semenjak itu aku jatuh cinta sama Dia. Aku ikut pelayanan gereja karena aku mengasihi Dia dan aku mau melayani Dia selama aku hidup.
Keluargaku pun akhirnya terima Tuhan Yesus sebagai juruselamat hidup mereka, aku mulai mengampuni papi, walau dia lagi berjuang juga untuk berubah. Beberapa kali dia bikin aku sakit hati sebanyak itu juga aku belajar mengampuni dia.
Menjelang akhir kelas 3 SMP, ada masalah yang menyebabkan aku keluar dari pelayanan gereja, bukan masalah dr gereja tp masalah keluarga. Akhirnya aku keluar dr pelayanan gereja tanpa pamit ama ketua remaja, ketua komsel, anak-anak komsel ku.
Aku melewati masa-masa SMA ku sendirian, dalam artian aku meninggalkan Tuhan, aku tetap berdoa, aku tetap baca Alkitab tapi aku ga mau lagi terlibat pelayanan. Menurutku cukup dengan ibadah minggu pagi, ga perlu repot-repot pekayanan lagi.
Menjelang UAN SMA, aku berdoa untuk keputusan harus ambil jurusan apa, kuliah dimana.
Akhirnya aku putusin kuliah di Universitas yang berlokasi di Sunter ambil jurusan Manajemen bareng temen deketku. Alasannya: biar aku ada temen disana & aku bosen pelajaran IPA.
Tapi tiba-tiba salahseorang temen papi di gereja jadi rajin telpon bujuk orang tuaku untuk aku masuk Universitas Pelita Harapan. Setelah beberapa kali telpon ama mami kayak ditelpon tukang tagih telpon, dia nyuruh aku coba tes masuk UPH. Dengan males-malesan aku ikut tes, karena aku uda diterima di Univ sunter itu aku ga mau coba-coba tempat lain lagi.
Setelah beberapa lama ternyata aku diterima di UPH, tapi tiba-tiba papi bilang di sunter aja deh.
Tapi pas nyampe Sunter dia malah telpon dan bilang UPH aja deh -.-'
Akhirnya saya resmi jadi mahasiswa UPH Juli 2006.
Aku ambil jurusan desain komunikasi visual dengan alasan biar laptop ga ngaggur pdhal ga punya pengetahuan tentang DKV sedikitpun.
TApi aku bersyukur Tuhan baik sekali, Dia yang bawa aku ke UPH utk belajar lagi mengenal Dia masalah aku tinggalin pelayanan itu.
Aku dipertemukan dengan orang-orang yang luar biasa yang Tuhan pakai untuk membentuk aku jadi orang yang lebih luar biasa.
Pertama kali aku ditemuin dengan Ci Yani DKV'03, Ci Withy DKV'03, Ci Anita DKV' 02, Glory DKV'05 (eh kok anak dkv semua) dan banyak lagi.
Dibawa Tuhan untuk pelayanan di kampus, dari orang yang cuma tahu pelayanan gereja akhirnya malah nyemplung di kampus.
Jadi mentor utk cewe-cewe yang luar biasa, melayani Dia & jiwa-jiwa di Youth Camp 07 ampe akhirnya dipercayain jadi Koordinator Mentoring di Youth Camp 08.
Hal-hal yang ga pernah terpikirkan & dibayangkan sebelum aku masuk UPH. Ternyata Dia sudah menyiapkan semuanya untuk aku diproses dan belajar punya hati untuk jiwa-jiwa.
Aku bersyukur Christy yang dulu boleh diproses dan boleh melewati tahap demi tahap sehingga bisa menjadi Christy yang sekarang. Aku tahu aku masih banyak kekurangan dan masih perlu belajar.
Di tahun ke-3 di kampus aku uda ga lagi terlibat pelayanan kampus bukan karena aku meninggalkannya tp karena aku mau ada yang meneruskan pelayanan ini, ada mentor-mentor yang lebih luar biasa (apalgi pas anak mentorku jd mentor, aku seneng sekali), ada panitia Youth Camp yang lebih luar biasa, ada Koordinator Mentoring yang lebih luar biasa sehingga pelayanan ini ga berenti di angkatan aku tapi boleh diteruskan oleh angkatan-angkatan yang lebih LUAR BIASA dari angkatan-angkatan sebelumnya.
Dan aku tetap bersyukur proses untuk aku belajar ga berenti seiring aku berenti pelayanan kampus.
Sekarang aku di Bali memang bukan untuk waktu lama cuma 2 bulan. Tapi aku bersyukur dalam tiap tahun hidupku selalu ada ujian yang harus dilewati untuk aku naik ke level yang lebih tinggi.
Aku kerja praktek di Bali tapi aku berusaha melewati setiap hal yang terjadi di sini, adapatasi dengan tempat baru, mulai dari nol, ga punya temen, cari temen baru, cari komunitas baru, cari gereja baru, mengahadapi bos yang ak ga ngerti apa yang dia mau, menghadapi orang-orang kantor yang kadang-kadang bikin aku kesel, ditegor, dimarahin tapi bukan karena kesalahan aku. Dalam hal-hal ini aku belajar untuk melewati semua ini bersama Tuhan. Sampai akhirnya aku bisa keluar sebagai pemenang karena aku tahu Dia yang membawa aku kesini ga akan pernah membiarkan aku kalah proses ini.


mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.(Mazmur 139 : 16)