Pages

Minggu, 20 September 2009

Bye Bali…

 


Dua bulan sudah berlalu di Bali. Sebenernya sih Cuma bentar klo dua bulan tapi rasanya kayak uda lama banget. Uda kangen banget ama Karawaci-Lampung.
Aku bersyukur Tuhan kasi aku kesempatan untuk kerja praktek di Bali, belajar budaya baru, ketemu orang-orang baru, dapetin pengetahuan baru, pengalaman baru dan yang pasti ngalamin proses ini.
Waktu awal-awal di Bali, tiap hari aku mengeluh, rasanya pengen pulang aja, ga usa terusin KP. Mengeluh tentang tempat tinggal, mengeluh tentang kantor, mengeluh tentang bos, mengeluh tentang partner kerja dan mengeluh tentang keadaan.
Tiap hari belajar untuk beradaptasi dengan tempat tinggal yang aku baru tahu ga ada kendaraan umumnya. Bikin mati kutu deh ga bisa pelajarin jalan & arah :(.
Pulang kantor lihat kost ga ada orang, ga ada teman, merasa sendiri.
Yang paling susah mungkin belajar beradaptasi di kantor, dengan orang-orang & bos yang cara berpikirnya beda banget dengan aku.
Akhirnya jadi banyak salah pahamnya karena aku ga ngerti dengan apa yang mereka mau.
Apalagi  bos menuntut banget aku untuk bisa mikir dengan cara dia, otomatis aku jadi capek tapi bukan capek secara fisik tapi capek secara pikiran aku. Karena perbedaan itu aku jadi sering ditegor dikantor, mereka ga mau aku pake cara kerja seperti yang biasa aku pake dikampus & yang biasa diajarin ama dosen-dosen. Jadi aku berusaha keras ubah kebiasaan yang aku uda pelajarin selama 3 tahun di kampus dan berusaha ngikutin cara kerja mereka dan cara mikir mereka. Karena hal-hal ini aku jadi sering mikir, hari aku bakal kena tegor apalagi, disindir apalagi dll. Itu yang bikin aku jadi sering diam sendiri alias bengong di depan komputer.
Ampe suatu kali senior designer di kantorku bilang kalo aku sering kayak murung gitu ga tw mikirin apa.
Karena tiap hari aku mengeluh akhirnya Tuhan nyadarin aku untuk mengucap syukur dengan segalanya dan percaya kalo Dia punya rencana yang besar hingga Dia bawa aku ke Bali. Hal yang ga pernah aku pikirin dan ga pernah aku bayangin sebelumnya. Dia ingetin aku untuk berhenti mengeluh tentang orang-orang kantor dan menggantinya dengan berdoa bagi mereka. Awalnya berat untuk doain mereka tapi Dia ingetin aku lagi untuk aku ga benci ama mereka tapi benci dosanya. Dan juga Dia ingetin aku untuk ‘menang’ dalam proses ini. Kalo menyerah begitu aja artinya aku kalah. Aku mau keluar sebagai pemenang!
Sehingga waktu aku selesai KP dan pulang aku bisa senyum karena aku ‘menang’ menghadapi semuanya.
Akhirnya aku belajar berdoa untuk mereka. Aku berdoa juga agar hidupku bisa menjadi kesaksian dan harapan baru bagi mereka. Aku berdoa supaya mereka bisa melihat Kristus didalam aku, biar apa yang aku kerjain dikantor bisa memuliakan Tuhan.
Dan aku mulai ubah cara berpikir aku dan ga mau kasihani diri sendiri lagi.
Aku belajar ngomong “aku emang ga punya siapa-siapa  disini tapi aku punya Tuhan dan aku percaya Dia ga akan pernah tinggalin aku”.

Tiap hari adalah belajar!
Belajar jadi berkat, belajar desain, belajar sabar, belajar bersyukur dan belajar bangkit juga belajar ga mengasihani diri sendiri. Aku bersyukur kalo aku ga belajar sendiri tapi Tuhan Yesus yg mengajar aku dengan lemah lembut, bahkan tangan-Nya ga pernah lepas menuntun aku.

Aku juga bersyukur kalo Tuhan mempertemukan aku dengan komunitas yang cinta Tuhan juga selama di Bali. Orang-orang yang berdoa buat aku, perhatian banget dan yang pasti aku jadi banyak belajar Firman Tuhan dengan mereka.
Sekarang sudah waktunya aku tinggalin Bali, aku bersyukur boleh diijinin Tuhan belajar di Bali, ngalamin proses, dibentuk karakternya dan semakin dekat dengan-Nya.
Hmm...selesai sudah proses ini dan sekarang siap untuk menghadapi proses yang baru dan siap belajar hal baru lagi ^^ sampai akhirnya aku bisa menggenapi rencana-Nya dalam hidupku, mencapai tujuan yang sudah Dia tetapkan untuk aku. Aku akan terus berlari untuk menggenapi panggilan-Nya dan belajar setia sampai akhir.


“Yes, i will run the race till i see Your face”

Special thanks to Jesus Christ, my Lord & my Saviour


Thanks to:
Tiga Grafis Desain & Photography
Pak Ade Adinata: “Makasi ya pak ceramahnya :p. Makasi ajarannya”
Bu Dewi: “ Makasi untuk kesempatnnya, makasi juga uda bantuin cari kost” (wanita yang paling tangguh di Tiga Grafis)
Pak Ferry: “ Makasi untuk pelajaran ttg produksi cetaknya” (bapak paling baik se-Tiga Grafis)
Pak Wahyu: “Makasi uda ngajarin tentang software dan cara bikin FA. Makasi juga tanda tangannya”
Ayu: “Makasi atas bantuannya, makasi atas nilainya ;p”
Elli: “Makasi atas bantuannya, makasi uda ngajarin tentang alur kerja di Tiga Grafis”
Mbak Maria: “Makasi untuk data-data Tiga Grafisnya ya :)”
Bu Kasim: “Makasi bu untuk tehnya tiap pagi dan kopinya kalo aku lagi ngantuk di kantor”
Mas Ketut:” makasi untuk makan siang selama 2 bulan ini hehehe”

Untuk komunitas yang aku kasihi, Efata Komsel: “Makasi ya semuanya, uda menyambut saya seperti keluarga sendiri, makasi juga untuk doanya :) ”
Someday i’m gonna miss the moment in Bali (Maybe ;p)



 Tiga Grafis



  
Random @ Bali

Selasa, 08 September 2009

Lampung, Sang Bumi Ruwai Jurai


Kota Bandar Lampung merupakan ibu kota provinsi Lampung, Indonesia. Kota ini memiliki luas 207,50 km² dengan populasi penduduk sebanyak 812.087 jiwa (2008) ; kepadatan penduduk 4.597 jiwa/km² dan tingkat pertumbuhan penduduk 3,79 % per tahun.

Secara geografis, ibukota provinsi Lampung ini berada di pintu gerbang utama pulau Sumatera, tepatnya kurang lebih 165 km sebelah barat laut DKI Jakarta.

Didukung oleh posisi yang strategis, menyebabkan mobilitas penduduk serta lalu lintas di setiap ruas jalan protokol di Bandar Lampung cenderung padat, sehingga sebagai salah satu kota tersibuk di Indonesia bagian barat, Bandar Lampung memiliki andil penting dalam jalur transportasi darat dan aktivitas pendistribusian logistik dari Jawa menuju Sumatera maupun sebaliknya.

Kota Bandar Lampung merupakan ibukota Provinsi Lampung. Oleh karena itu Kota Bandar Lampung merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial politik, pendidikan dan kebudayaan, serta merupakan pusat kegiatan perekonomian dari Provinsi Lampung.
klo ngomong soal aset budaya, Lampung terkenal dengan Tari Sembah.
Ada berbagai jenis tarian yang merupakan aset budaya Provinsi Lampung. Salah satu jenis tarian yang terkenal adalah Tari Sembah.Ritual tari sembah biasanya diadakan oleh masyarakat lampung untuk menyambut dan memberikan penghormatan kepada para tamu atau undangan yang datang, mungkin bolehlah dikatakan sebagai sebuah tarian penyambutan. Selain sebagai ritual penyambutan, tari sembah pun kerap kali dilaksanakan dalam upacara adat pernikahan masyarakan Lampung.
Orang Lampung biasanya menggunakan bahasa Lampung tapi bahasa ini hampir jarang yang menggunakannya karena lebih banyak orang pendatang dibanding orang Lampungya. makanya banyak orang yang ga tahu bahasa lampung itu gimana.
Aksara Lampung yang disebut dengan Had Lampung adalah bentuk tulisan yang memiliki hubungan dengan aksara Pallawa dari India Selatan. Macam tulisannya fonetik berjenis suku kata yang merupakan huruf hidup seperti dalam Huruf Arab dengan menggunakan tanda tanda fathah di baris atas dan tanda tanda kasrah di baris bawah tapi tidak menggunakan tanda dammah di baris depan melainkan menggunakan tanda di belakang, masing-masing tanda mempunyai nama tersendiri


Artinya Had Lampung dipengaruhi dua unsur yaitu Aksara Pallawa dan Huruf Arab. Had Lampung memiliki bentuk kekerabatan dengan aksara Rencong, Aksara Rejang Bengkulu, aksara Sunda, dan aksara Bugis. Had Lampung terdiri dari huruf induk, anak huruf, anak huruf ganda dan gugus konsonan, juga terdapat lambing, angka dan tanda baca. Had Lampung disebut dengan istilah Kaganga ditulis dan dibaca dari kiri ke kanan dengan Huruf Induk berjumlah 20 buah.

Aksara lampung telah mengalami perkembangan atau perubahan. Sebelumnya Had Lampung kuno jauh lebih kompleks. Sehingga dilakukan penyempurnaan sampai yang dikenal sekarang. Huruf atau Had Lampung yang diajarkan di sekolah sekarang adalah hasil dari penyempurnaan tersebut.
 
Klo bahasa Lampungnya memiliki dua subdilek. Pertama, subdialek A (api) yang dipakai oleh ulun Melinting-Maringgai, Pesisir Rajabasa, Pesisir Teluk, Pesisir Semaka, Pesisir Krui, Belalau dan Ranau, Komering, dan Kayu Agung (yang beradat Lampung Peminggir/Saibatin), serta Way Kanan, Sungkai, dan Pubian (yang beradat Lampung Pepadun). Kedua, subdialek o (nyo) yang dipakai oleh ulun Abung dan Menggala/Tulangbawang (yang beradat Lampung Pepadun).*terlalu panjang klo dijelaskan disini*
(disadur dr wikipedia.com)

Aku lahir di Lampung Utara, sekarang tinggal di Bandar Lampung. Waktu aku masih kecil aku pengen banget keluar dari Lampung. Aku merasa Lampung ga ada apa2nya dibanding kota-kota lain di Indonesia. Ga terkenal dan bukan tempat wisata yang bagus.
Ketika aku masuk SMP dan mulai pelayanan di gereja. Suatu kali di sebuah ibadah remaja, si pengkotbah 'menantang' jemaat yang punya beban untuk Lampung maju ke depan, ga tahu kenapa aku maju ke depan dan berjanji ama Tuhan aku akan berdoa untuk kota ini.Tapi selesai itu aku tetep ingin keluar dr Lampung.
Namun semenjak masuk kuliah di Karawaci (berhasil keluar dr Lampung), aku mulai belajar untuk 'cinta' kota asalku.
Orang-orang disekitar aku berasal dari daerah yang berbeda dari aku dan mereka bangga dengan daerah asal mereka. Mereka bangga bicara dengan bahasa daerah mereka. Aku agak menyesal aku ga mau belajar tentang Lampung, budaya,adat dan bahasanya pdahal Lampung juga kaya akan hal-hal tersebut. 
Dan kemudian aku sadar kemanapun aku pergi aku akan selalu bawa nama 'Lampung' itu, tempat aku lahir, tumbuh besar, belajar dan mengenal Yesus pertama kali. Tapi aku bersyukur seenggaknya aku ga buta sama sekali tentang Lampung walaupun dulu aku ga peduli dengan hal ini.
Sekarang kemanapun aku pergi aku selalu inget dengan kota ini, kota yang kadang-kadang bikin aku kangen dan ingin pulang. Tapi aku bersyukur Tuhan pakai aku si gadis Lampung ini untuk keluar dan melayani Tuhan tapi sampai sekarang aku belajar untuk berdoa bagi Lampung. Karena aku percaya Tuhan punya rencana kenapa aku lahir di Lampung dan tinggal di Lampung. Dan sekarang aku bisa bersyukur untuk keberadaanku di Lampung.
Waktu mau nulis blog ini aku kepikir ayat ini:
"Usahakanlah kesejahteran kota kemana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada Tuhan, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu." (Yeremia 29:7)
Ayat ini yang selalu ingetin aku untuk berdoa bagi kota asalku dan tempat dimanapun aku ditempatkan.